Friday, May 21, 2021

# Family # Life

The Perks of Being A Newly-Wed Working Wife

Dan di atas semuanya itu, kenakanlah kasih sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. -Kolose 3:14-

Ayat di atas adalah ayat yang dituliskan suamiku dalam undangan pernikahan kami 4 bulan lalu. Ketika mendesain undangan pernikahan kami, dia mendiskusikan segala sesuatunya kecuali pemilihan ayat tersebut. But I won't complain a thousand times.


Hampir 4 bulan menikah, hmm..rasanya gimana ya? Belum ada waktu panjang untuk punya reflective thought yang dalem sih, tapi puji Tuhan, 4 bulan ini adalah bulan-bulan penuh syukur, penyesuaian, belajar, dan perkenalan. Penuh syukur karena jika iseng-iseng throwback ke perjuangan selama pacaran, LDR from day 1 of dating, berjuang dapat restu hingga persiapan nikah, aku masih terharu banget.

Bandung, January 21st, 2021

Anyway, penyesuaian mungkin hal yang paling umum dialami sama semua newly weds; yang dulu cuman mikirin diri sendiri, sekarang ritme hidup dan segala keputusan harus mempertimbangkan kebutuhan dan kenyamanan pasangan. Nah, 4 bulan ini kira-kira seperti apa sih? 


1. Belajar Bareng

Nah, belajar ini nih yang seru banget buatku. Di awal pernikahan ini, belajar untuk kami adalah baik belajar tentang kehidupan #tsaahh... maupun literally belajar-try out-persiapan ujian. Sepertinya, hal paling awal yang mempersatukan kami dulunya adalah kesukaan kami untuk terus bersekolah. Klise sekali kan kedengarannya kan? haha...kesannya cupu dan kutu buku banget. Tapi enggak gituuuu...kalo aku pribadi, aku suka proses belajarnya tapi "benci" ujian, karna biasanya nilai ujianku pasti biasa-biasa aja, padahal belajarnya udah maksimal banget huhuhu... Kalo kenapa suamiku pengen sekolah terus, jawabannya pasti sangat filosofis dan visioner sodaraaaa...jadi kalo mau tau alasan dia ingin bersekolah lagi, ntar kita baca scholarship application essay-nya aja yaa 🙆. 


Sedikit curcol, dulu beliau PDKT ke aku ketika aku sedang persiapan ujian tugas belajar D4 di PKN STAN. Beliau jago matematika, jadi tiap hari dia selalu ngirimin 10 soal matematika via WA dan sekali 2 minggu buatin try out matematika untukku. Hingga akhirnya kami harus LDR karena aku harus kuliah ke Bintaro, dia masih terus menjadi teman belajar selama kuliah dan skripsian. Kami bahkan menjadi co-author dari jurnal publikasi pertama kami, puji Tuhan! Sekarang setelah nikah dan aku udah selesai kuliah, beliau yang pengen lanjut kuliah lagi dan jadi pemburu beasiswa. Hampir tiap malam kami belajar dan try out IELTS, nulis application essay dan ngawanin beliau ujian wawancara. I don't know why, dari setiap pengalaman bersama di awal pernikahan ini, momen-momen bermimpi dan berusaha untuk sekolah lagi adalah hal yang paling kunikmati. Puji Tuhan, dipertemukan dan dipersatukan dengan seseorang yang sama-sama pemimpi dan punya mimpi yang kurang lebih sama.


2. Kenalan

Perkenalan ini juga seru dan kadang bikin emosi naik turun. Selain berkenalan dengan suami dan keluarga besarnya, 4 bulan ini merupakan momen self-discovery buatku. Aku makin sadar kalo aku punya mood swing yang agak parah. Kalo dulu hidup sendiri, bete ya ga tersalurkan, ga ada yang nyadar juga. Berhubung sekarang udah hidup bersama dengan orang lain, ada momen-momen yang aku sedang capek, sensi atau lagi males ngobrol. Ternyata aku cukup sering tidak rasional haha...Having someone to live with for almost 24/7 is like having a CCTV, witnessing all your rain and rainbows. But, my CCTV is no regular CCTV, it's an upgraded version. It hugs, consoles and bears with me 😋. 


3. Balancing Everything

Sebelum nikah, aku tidak terikat dengan adat istiadat dan tradisi, ga punya kewajiban untuk ikut kondangan, perkumpulan, dll. Namun sejak nikah, aku "terpaksa" harus membiasakan diri dengan segala agenda-agenda tradisi dan sosial, terlebih karena aku sekarang berdomisili di kampung halaman, maka agendanya banyaaaakkk banget. Saat ini, aku kadang agak kelelahan dan pusing ngatur jadwal agar tetap bisa menghadiri berbagai acara nikahan, acara keluarga, dll tanpa mengorbankan waktu bekerja, ga izin-izin mulu dari kantor, tetap bisa perform dan berkarir. Boro-boro mikirin me time yang banyak kayak waktu masih lajang. Tapi aku bersyukur sih, setidaknya di minggu malam, aku bisa punya waktu buat diri sendiri untuk baca-baca, nulis diary, dll. Pak suami pun sepertinya udah tau polanya dan dia emang selalu bilang kalo kami berdua memang butuh space juga, so he makes sure that I'll let him know when I need some space, some time alone.

Weekend and libur? it's kebaya and kondangan time dong guys💃


4. 
Bingung dan Membego Bersama

Other than all the things above, kita masih banyak bingung dan begonya haha...Banyak rencana dan kerinduan, tapi yah dijalanin aja dlu. We're taking one thing at a time, we don't have figure out everything all at once. Puji Tuhan, sekarang bisa berdoa bareng. Setiap kali kita pengen A, kita bisa doain bareng biar Tuhan yang mempertajam apakah emang sebaiknya kami melakukan A sekarang, nanti dulu atau ga usah dulu deh. Selain itu, kita juga masih bersama orang tua, masih ada yang bisa nuntun dan nangkep kalo-kalo kita salah langkah trus oleng haha..


Oh ya, unlike other typical young wives yang begitu nikah mendadak hobi masak-masak gitu, aku malah belum pernah masak sendiri sejauh ini, masih sebatas bantu-bantuin mama mertua dan kakak aja di dapur. Setiap keluarga itu punya cara masak dan selera sendiri, maka sejago-jagonya kita masak di rumah sendiri, pasti akan jadi kayak orang ga bisa masak di rumah orang lain. Nah, aku saat ini sedang di fase itu, di dapur mama mertuaku, I'm still a rookie, a newbie haha...Berhubung aku lebih banyak di kantor dan dampingin suami ngerjain kegiatan ekstrakurikulernya, I don't invest much time in the kitchen and I don't think that I will upgrade to a higher class anytime soon. But I won't sweat it, I believe that not being a masterchef  doesn't make me less of a woman, less of a good wife. Semoga tetap bisa jadi penolong yang baik ☺


Well, senang deh akhirnya bisa random post lagi, berasa accomplished dan produktif banget haha...Sudah rinduuuu sekali bisa ngetik-ngetik lagi, mudah-mudahan bisa berkomitmen untuk rajin lagi haha....


More stories to come y'all,

Dian💑💓

No comments:

Post a Comment