Showing posts with label Bintaro. Show all posts
Showing posts with label Bintaro. Show all posts

Tuesday, May 19, 2020

Zoomdisium, Graduating in New Normal Way

May 19, 2020 0 Comments
29 April 2020, 7 minggu sudah sejak pemberlakuan physical distancing akibat merebaknya COVID-19 di Indonesia. Sejak saat itu juga, kehidupan rasanya berhenti sejenak kemudian bergerak pelan kembali dengan cara-cara yang jaaaauuhhh berbeda dengan masa pre-COVID. Kalo dulu orang-orang bisa sesuka hati ngumpul-ngumpul di mana aja dan kapan aja, sekarang udah ga bisa (walaupun masih ada yang ngeyel sih). Ibadah, bekerja, belajar, dll semua dilakukan di rumah. Bersyukurnya, kita sekarang hidup di zaman yang sudah ada internet, sehingga apa-apa bisa dilakukan dari rumah, on line. Work from home, that's our new normal.

Sebenarnya, aku sudah work from home sejak bulan September 2019. Sejak memasuki semester 9 perkuliahan (kuliah di D4 hanya ada semester 7-9), kami tidak punya mata kuliah lain selain menyusun skripsi sehingga kami ke kampus hanya jika ada keperluan sehubungan dengan skripsi saja. Jadi, aku sudah cukup terlatih selama kurang lebih 8 bulan untuk betah di kamar kosan aja, asalkan wifi tetap nyala.

Tiga semester perkuliahan D4 sudah berlalu, maka tiba saatnya kelulusan dan kembali ke instansi masing-masing. Menurut kalender kampus, kami seharusnya yudisium di bulan Maret 2020, tapi karena Tante Corona tiba-tiba datang tanpa diundang, maka jadilah yudisium kami ditunda hingga akhir April 2020. Saat pengumuman resmi dari kampus keluar, kami belum tau bagaimana teknis yudisium nanti karena pada saat itu teman-temanku sudah banyak yang di kampung halaman sementara saat itu (dan sekarang) sedang pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Sampai akhirnya, ada pengumuman susulan bahwa kami akan yudisium secara online via zoom, Zoomdisium!!! ๐Ÿ˜œ


Maka tibalah saatnya yudisium. Ga tau kenapa ya, walaupun yudisiumnya cuman dari kosan/rumah masing-masing, tapi rasanya tetap excited loh. Walaupun bawahannya tetap celana pendek, tapi aku tetap nyetrika kemeja dan dasi dulu di malam sebelumnya, nyatok rambut dan dandan dikit paginya ๐Ÿ˜‰. Saat akhirnya semua peserta yudisium sudah "ngumpul", kok rasanya bahagiaaaa banget bisa liat wajah-wajah teman seperjuangan yang rasa-rasanya udah lama ga ketemu. Cowo-cowonya udah banyak yang gondrong sih, mungkin karna keadaan yang ga memungkinkan buat ke salon, ada yang rada gemukan saking bahagianya skripsi udah selesai dan di rumah aja dan heeyyy...ciwi-ciwinya pada cantik dan happy loh, sepertinya aku bukanlah satu-satunya orang yang semangat menyambut momen ini.

Dresscode zoomdisium๐Ÿ‘–

Meskipun dilakukan secara online, tapi kampus tetap berusaha untuk membuat acara yang formal dan berkesan loh. Tetap ada pembawa acara dengan puisi-puisinya, ada sambutan dari Pak Direktur, Kaprodi dan ucapan selamat dari para dosen. Rangkaian acaranya ga banyak, 30 menit selesai dan kami pun resmi dinyatakan sebagai Alumni Diploma 4 Alih Program Politeknik Keuangan Negara STAN Tahun 2020. Puji Tuhaaann...Tuhan baik!

Buah manggis sekarang sudah ada ekSTRAKnya ๐Ÿ˜

Setelah selebrasi dengan teman sekosan dan ngirim-ngirim foto ke grup keluarga, aku jadi flashback lagi ke masa-masa aku pengeeenn banget bisa kuliah lagi, ke masa-masa yang aku anxious parah gegara pengumuman SPMB D4 belum keluar-keluar juga plus takut ga keterima kuliah lagi di STAN. Saat itu, aku sadar banget sih bahwa kuliah di kampus ini bukanlah segalanya, aku juga udah mempersiapkan plan B seandainya ga lulus tugas belajar. Tapi ya namanya sedang berharap dan berusaha, pasti harapannya adalah plan A-nya yang berhasil.

Euforia jadi mahasiswa lagi di kampus STAN cuman bertahan 1 minggu sampe akhirnya tugas datang bertubi-tubi. Masa perkuliahan di kampus ini rasanya cepet banget karna tiap saat itu rasanya kejar-kejaran sama deadline. Liburan setelah UTS dan UAS tuh surga banget haha... Tapi sepusing-pusingnya dengan tugas dan ujian, the real roller coaster itu terjadi di masa penyusunan skripsi. Aku ga tau udah berapa kali nangis gegara buntu banget sama skripsi. Aku bahkan pernah nangis tengah malam di rumah teman pas saat itu aku lagi menghadiri pernikahan teman sekaligus liburan di Balige bareng teman-teman SMA-ku. Jauh-jauh dari Bintaro ke Balige bawa laptop, stuck trus nangis sendiri hahaha...

Sampe akhirnya aku bisa menyelesaikan perkuliahan dan lulus, banyak banget hal yang kudapatkan melebihi ekspektasiku, kayak dikadoin begitu aja. Aku bahagia banget dengan kelulusanku ini, despite the circumstances. Whatsapp dan Instagram-ku penuh dengan ucapan selamat dari keluarga dan teman-teman. Dan belum selesai dengan kebahagiaan karena kelulusan, besoknya disusul lagi dengan ucapan-ucapan selamat ulang tahun dari keluarga dan teman-teman terdekat. Beberapa tahun belakangan ini, aku ga nge-post ultahku di medsos sih, jadi yang tau emang cuman orang-orang terdekat aja.

Dari saudara PA-kuuuu ♡
Bersyukur banget dengan kebahagiaan yang sangat penuh di dua hari itu. Seperti yang kubilang sebelumnya, banyak hal yang kudapatkan melebihi ekspektasi. Tuhan tuh kayak mau bilang, "ga cukup cuman sehari untuk kamu hepi-hepi, sini Aku kasi 2 hari" ๐Ÿ˜. 

Masih di kosan aja tapi sekarang udah kembali bekerja di instansi awal. Masih menyesuaikan dengan pekerjaan, belajar lagi dari nol. Mudah-mudahan bisa menyesuaikan dan pasti bisa menyesuaikan! 

Wish me luck.
Dian ๐Ÿ’›



Thursday, April 16, 2020

Behind Your Closed Door

April 16, 2020 2 Comments
You're the girl in the gown, made your way to the town.
On the cobblestones, you moaned,
"This is perfect," you think, "finally a life of my own"
That one thing of yours that had been long pawned.

Community failed, friends betrayed, family was a colonnade, you exclaimed.
You escaped so you can forget.
In your former life, you used to have a maid.
Here, you make your own bed.

Oh, what a sweet a girl you are.
You sing with your guitar.
You wave from afar.
You have fun at the bar.

But hey, are you always that composed?
Why is your door always closed?
Distance is imposed.
Nothing is exposed.

You despise the daylight,
As if it were a plight.
You only function in the night
When nothing is under the limelight.

Are you even genuinely happy?
Cause you seem a little scrappy.
You sound raspy
Though you do try to look haughty.

Are you fighting a war?
Or struggling in your core.
Who makes you sore?
Tell me what's behind that closed door!

Relax, I won't even ask you first.
I'll just let you thirst
Till you want to burst,
Ready to curse.

Bintaro, April 16th 2020
Dian❤
Photo by Timur M on Unsplash

Tuesday, July 2, 2019

Last Day Of Exam At College

July 02, 2019 2 Comments
I was in a rush earlier this day, I needed to be on campus within 15 minutes when this Parachute's song lyric got me.  
"Life is what you leave behind. We could have had it all" .  

The idea of living life for the sake of what's left behind got me thinking that perhaps one of the purposes of living life are for the memories, either the ones that were left on us or the ones we left on others.

Today was our last exam at college. We still have another semester for thesis, so basically we're still gonna be around for the next 6 months. But there'll be no more class for us till graduation. Other than planned rendezvous with the classmates, we're pretty much doing it solo from now on. That's the sad part of the euphoria of last day of exam and yes-I-can-finally-sleep-to-my-heart-content.

Throwing back to the very first class  we had last year, I had nothing but fun, laughter and teasing one another on and on. Of course, there were never-ending-assignments, quizzes and exams along the way. There were days that I couldn't sleep soundly at night and I couldn't enjoy weekends in the way I should, still I enjoyed every second and every bit of this one year being back to college. 

One could wish to have all the good things in everything but adulting is about understanding that it's too celestial to ask for. None could have it all. "One thing at a time, Dian", that's how people usually put it on me. So ya, I enjoyed college and our classes that much. Having to be on our separate ways till graduation adds up to the implication of having "one thing at a time"

Well, if life is really all about what's left behind, I won't complain for leaving this behind.

Credit: @yuanggafp
Love y'all
Dian ๐Ÿ’›๐Ÿ’›

Monday, January 28, 2019

How I Studied For D4 PKN STAN

January 28, 2019 33 Comments
Buat yang udah baca postingan aku sebelumnya, pasti tau kalo sekarang aku (thank God) sedang melanjutkan kuliah di D4 PKN STAN. Bebrapa adek kelas dan teman seangkatan pada nanyain cara belajar sekaligus soal dan bahan persiapan ujian D4. Sebenarnya aku rada gimana gitu sih cerita ke mereka, berasa sok paten bgt. Tapi berhubung aku sempat janji ke diri sendiri untuk share pengalaman belajarku kalo aku lulus D4 dan dengan harapan ini akan bermanfaat buat lebih banyak orang baik kenal maupun tidak #tsaahh.., jadi aku putusin untuk share disini. 

Disclaimer:
Cara belajar orang beda-beda, apa yang cocok buat aku, belum tentu cocok buat orang lain. Jadi, ini tuh sifatnya sharing doang yaaa..do what works for you aja.

1. Kumpulin materi dan soal
Aku ngumpulin bahan dan soal-soal D4 tuh sejak aku lulus D3. Ga bener-bener diniatin banget buat ngumpulin sih. Dikumpulin doang tapi belum dibaca, sekedar buat jaga-jaga aja klo ntar aku ada niatan untuk ujian D4. Kalo kebetulan ketemu senior dan teman yang punya ya, aku minta. Aku baru mulai buka-buka folder soal tuh di bulan Oktober 2017 (aku ujian tahap 1 tanggal 18-19 Juli 2018, jadi sekitar setahun sebelum ujian), sekedar buat tau materi yang keluar biasanya apa aja.

2. Try out online
Selama persiapan ujian D4, aku ngikutin hampir seluruh try out online yang diadain sama bimbel tugas belajar. Bener-bener hunting info try out. Aku juga follow beberapa akun instagram penyelenggara try out online seperti @stube.osc , @tubelstan , @ens.pknstan , dll. Selain mereka selalu ngadain try out online, mreka juga sering ngepost pembahasan soal-soal yang sering masuk dalam ujian loh, jadi sepulang kantor, bisa belajar sambil nge-scroll instagram. Belajarnya ga harus sambil pegang pulpen dan buku.

Ujian tahap 1 untuk D4 itu diadakan dalam 2 hari. Hari pertama itu Tes Potensi Akademik (TPA) 120 soal dalam 100 menit dan Tes Bahasa Inggris (TBI) 60 soal dalam 50 menit , sedangkah hari kedua adalah Tes Substansi Akademik (TSA) dengan 120 soal dalam 100 menit. Nah, try out online-nya itu tuh kyak ujian asli. Jadi kita bisa terbiasa dengan bentuk soal yang kemungkinan muncul dan manajemen waktu. Kita juga dikasiin pembahasan soal, rincian skor dan rangking kita. Jadi kita bisa tau, kita masih kurang dimana dan posisi kita dibanding teman-teman yang lain itu dimana. Walaupun peserta try out online itu dikit dan rangkingnya itu ga bisa dijadiin proyeksi yang akurat, tapi beberapa nama yang sering muncul di daftar peserta try out online adalah teman-teman sekelas dan seangkatanku sekarang di D4. Jadi, kayaknya try out online ini perlu banget dicoba kalo emang pengen masuk D4. Apalagi untuk teman-teman yang penempatannya jauh dari ibukota kayak aku ini, ga bisa ikut bimbel kayak teman-teman yang di Jakarta. Salah satu cara terbaik untuk bisa keep up dengan mereka adalah belajar sendiri trus try out online.

Aku juga pernah ditanyain, "kak, perlu ga sih aku ikutan bimbel?". Nah itu aku gatau, itu preferensi masing-masing aja. Aku sih, puji Tuhan, bisa dengan belajar di rumah aja, karna aku emang ga punya pilihan lain. Kekuranganku tuh di matematika tapi kebetulan disini aku punya temen yang bisa ditanya-tanyain kalo belajar TPA. Jadi kalopun ga bimbel, aku tetap bisa keep up. Tapi buat teman-teman yang punya akses ke bimbel, silakan aja. Seandainya dulu aku punya akses ke bimbel, mungkin aku juga udah ikutan bimbel. Nah, kabar baiknya adalah kemarin aku sempat liat juga kalo sekarang tuh ada bimbel online, ga cuman try out, tapi aku lupa siapa yg ngadain, aku bacanya di instagram. Buat teman-teman yang pengen nyobain ujian di tahun 2019 ini, mungkin bisa cari-cari infonya.

3. Rangkuman materi
Ada yang nanya, "kak, perlu ga sih beli-beli buku soal dan rangkuman materi?". Kalo perlu ga nya sih, tergantung orangnya yaaa... Berhubung aku memegang teguh prinsip anak STAN yang pokoknya punya dulu deh, baca ga nya urusan belakangan, maka aku beli buku soal dan rangkuman materinya. Aku dulu belinya mesen dari bimbel yg ngadain try out online. Oh iya, keuntungan lain dari ikut try out online adalah kita ntar dimasukin dalam grup peserta try out. Di grup itu kita bisa dapat info tentang USM, ujian, bahas soal bareng dengan teman-teman dan bisa beli buku juga kalo kebetulan bimbelnya jualan buku (biasanya sih jual). Nah, klo misal ga ikutan try out online tapi pengen pesan bukunya, aku pernah ngecek di shopee atau bukalapak.com, ternyata ada bimbel jualan buku USM STAN untuk umum dan tugas belajar. Kalo di shopee, silakan dicek tokostarbooks, terakhir aku cek, mereka jualan buku-buku soal untuk tubel. Daritadi aku nyebutin beberapa akun ig dan merchant online bukan promosi loh yaa..aku ga ada sangkut-pautnya sama mereka, jadi aku ga diuntungkan sama sekali. Aku sekedar ngasitau yg aku lakuin aja.

Ini contoh buku-bukunya. Aku lupa cover buku yang aku beli, tapi mirip kayak yang di foto ini. Kayaknya sih penulis dan penerbitnya sama karna buku psikotes yg di foto ini persis kayak yg aku punya.

https://www.bukalapak.com/p/hobi-koleksi/koleksi/koleksi-lainnya/udljel-jual-buku-usm-stan-2018-khusus-d4-dan-d3-khusus

4. Disiplin
Sama kayak teman-teman lain, aku juga rasanya ga kuat banget buat belajar sepulang kantor, apalagi kalo udah lembur. Jadi aku ga maksain banget buat belajar pas hari kerja, tapi pas weekend, sebisa mungkin aku invest waktuku sebanyak-banyaknya untuk belajar. Untungnya aku ikut try out online sih ya, itu try outnya kan biasanya sabtu dan minggu hampir tiap minggu dari berbagai bimbel. Jadi, aku terpaksa untuk belajar tiap weekend. Pernah bebrapa kali aku dapat jadwal dinas luar kota yang bersamaan dengan try out. Ya aku sebisa mungkin maksain ikut try out. Walaupun hasilnya ga maksimal, setidaknya aku menggugurkan kewajiban untuk belajar pas weekend aja. Biar ga merasa berdosa sama diri sendiri wkwkw...

Oh iya, aku juga nge-list materi-materi apa aja yang biasa keluar di ujian D4. Jadi, tiap hari aku tulis materi yang udah aku pahamin dan tanggal berapa aku menyelesesaikan materi itu. Jadi, aku bisa ngecek, "waaahh..trakhir aku baca materi Manajemen Keuangan tuh sebulan yang lalu dan materinya tuh masih dikit banget, jadi sekarang aku pengen belajar Mankeu aja deh". Begitulah kira-kira percakapanku dengan diri sendiri wkwkwk... Jadi aku selalu mencatat progress belajarku per mata kuliah yang diujikan: Akuntansi Keuangan-Akuntansi Biaya-Audit-Manajemen Keuangan-TPA-TBI.

5. Cari teman diskusi
Punya teman yang satu visi dengan kita itu penting loh. Jangan dijadiin saingan, tapi justru kita bisa saling share info dan saling dukung. Aku punya bebrapa teman yang sama-sama pengen ikut D4, jadi kita saling share info dan kadang bahas soal bareng via whatsapp. Jangan nutupin info buat diri sendiri juga. Kalo ada info try out, ya kabarin temannya. Mudah-mudahan jadi berkat buat diri sendiri dan orang lain (aduuuhh..sok iye banget sih).

Aku juga diskusi sama senior yang saat itu sedang kuliah D4, aku suka nanya-nanya strategi mereka dulu gimana. Aku beruntung sih seniorku di kantor ada yang juga lagi kuliah D4 tahun lalu. Beliau yang ngasitau aku tentang strateginya dulu gimana. Jadi katanya, biasanya soal TPA itu dibagi dalam beberapa bagian. Nomor 1- sekian adalah bacaan, nomor brapa sampai brapa itu hitung-hitungan, nomor brapa sampai brapa deret dan trakhir biasanya logika dan gambar. Nah aku harus tau, aku paling banyak benar dimana. Nah pas ngerjain itu, aku duluanin ngerjain bagian itu. Jangan ngerjain berdasarkan nomor soal. Jadi, misalnya ak paling bisanya tuh di deret dan paling ga bisanya tuh di hitung-hitungan. Jadi pas ngerjain, aku duluanin ngerjain nomor 81-100 yang adalah deret. Sedangkan nomor 61-81 aku skip dulu, karna itu hitung-hitungan. Ini urutannya ga selalu begini yaaa..aku nyontohin aja. Itulah pentingnya sering-sering bahas soal, jadi kita bisa benar-benar tau bentuk soal dan susunan soal. Intinya tuh strategi.

6. Belajar dari youtube dan internet
Aku sebenarnya ga pernah kepikiran untuk belajar dari youtube. Aku dari dulu orangnya konvensional banget, belajar ya dari buku atau rangkuman. Trus temenku ada yang ngirimin link-link youtube cara cepat ngerjain TPA dan itu bener-bener revelation banget buatku. Itu benar-benar ngebantuuuuuu banget buat aku yang kemampuan matematika dan nalarnya yang terbatas ini. Jadi sepulang kantor, kalo lagi males banget buat belajar, aku biasanya nonton youtube tutorial aja, walaupun nontonnya sambil ngantuk-ngantuk, setidaknya adalah yang agak nyangkut di otak hehehe..

Emang sih carcep tuh ga disaranin sama guru SMP atau SMA kita, soalnya kalo di sekolah, kita perlu memahami materi. Tapi kalo ujian, kita kan dikejar sama waktu, jadi kita cara cepat dan tepat untuk ngerjain soal. Jadi gapapalah ya kita belajarnya pake carcep aja hehe...Channel youtube yang sering aku kunjungin dulu punyanya Paman Apiq, Bambang Hary Murty, Agung Nggermanto, dll. Ketik aja materinya di youtube, ntar nemu kok carcepnya.

Untuk TSA, aku sebisa mungkin bener-bener mahamin materinya. Karna soalnya itu tuh pilihan ganda dan ada nilai minus, jadi ga bisa ngasal jawabnya. Soal TSA tuh biasanya teori dasar, hitungannya dikit dan kalaupun ada, hitungannya ga ribet. Tapi kita harus bener-bener paham konsepnya, jadi kalopun soalnya diputar-balik, kita tetep bisa jawab dengan benar dan pasti. Berhubung selama bekerja aku ga pernah lagi nyentuh pelajaran akuntansi, jadi pas persiapan D4, aku juga banyak belajar dari internet (selain dari rangkuman). Karna kalo ngarep dari rangkuman aja, aku terkadang lost gitu. Jadi kalo lagi pengen dapat pemahaman lebih, aku biasanya search dari internet.

7.  Blogwalking
Buat yang lagi baca tulisan ini, selamat, kamu sedang melakukan hal yang sama denganku setahun yang lalu. Aku banyak-banyak baca blog teman-teman yang ceritain pengalaman mereka selama persiapan D4 ataupun selama kuliah di D4. Jadi aku punya gambaran tentang cara belajar untuk ujian maupun kondisi perkuliahan mereka.

8. Ga meremehkan diri sendiri
Guys, mohon maaf curcol, tapi mungkin ada banyak teman-teman yang memiliki pemikiran yang sama denganku. Di pikiranku dulu, yang masuk D4 STAN itu hanyalah orang-orang super pintar dengan IPK dewa selama kuliah D3. Dengan kemampuan pas-pasan selama D3 dan IPK yang 3,37 doang, aku benar-benar ga percaya diri dan ga yakin bisa lulus. Tapi setelah ngobrol-ngobrol sama senior dan kepala seksiku yang juga alumni D4, aku jadi agak semangat. IPK selama D3 tidak seharusnya membayang-bayangi kita selama persiapan ujian. Belajar ya belajar aja, lulus tidaknya itu tergantung usaha kita dan berkat Tuhan aja. Intinya semua dimulai dai nol lagi kok. Aku sampe nulis di buku catatanku  "I'll never call myself a mediocre and I am a TOPPER". Jadi tiap aku merasa terdemotivasi sama skor try out yang jelek atau hal-hal lain, aku selalu baca mantra itu wkwkw...

9. Berdoa
Dari semua usaha yang kita lakuin untuk bisa lulus D4, berdoalah yang paling esensial dan wajib banget. Karna buat aku pribadi, satu-satunya yang bikin aku ga ngeri sama persaingan dan tetap semangat ya berdoa. Ga harus dalam bentuk meminta biar dilulusin, biar bisa paham materi, dll. Berdoa aja biar diberi ketenangan dalam persiapan menghadapi ujian. Beberapa dari kita mungkin dihadapkan sama bebrapa pilihan, apakah harus D4 atau S1 di luar aja, memilih antara anak atau belajar, menikah atau kuliah, tugas belajar dengan risiko penghasilan berkurang atau kuliah di luar dengan penghasilan full tapi capek karna harus kuliah setelah ngantor,  dll. Belum lagi kalo punya masalah pribadi atau ga percaya diri padahal ngareeeeppp banget pengen lulus D4. Guys, berdoa aja, pasti ada jalan.

Tambahan:
Aku mulai buka-buka soal buat tau materi di bulan Oktober 2017, pengen langsung belajar tapi kehalang sama hiruk-pikuk pencairan dana di akhir tahun. Anak-anak DJPB yang penempatan di KPPN pasti taulah gimana. Aku mulai try out tuh sekitar Januari 2018, mulai belajar intensif tuh Februari 2018. Pengumuman seleksi keluar tanggal 24 Mei 2018. Aku ga nungguin pengumuman seleksi mahasiswa tubel  keluar dulu, aku belajar aja dari awal. Soalnya prinsipnya, kalo aku baru belajar di saat pengumuman keluar, itu berarti aku udah terlambat banget. Maklum, aku loadingnya rada lama wkwk..Selain itu, kalo pengumuman udah keluar, belajarnya udah ga efektif lagi karna udah disibukin dengan nyiapin persyaratan ujian.

Nah, kurang lebih segitu dulu ya sharingnya. Ntar aku mungkin bisa share pengalaman pas ujian, persiapan psikotes dan gimana rasanya kembali kuliah lagi di STAN. Mudah-mudahan ga males hehe..Semangat buat teman-teman yang akan  nyoba ujian tahun ini ataupun tahun-tahun selanjutnya, semoga hasil yang terbaik yang diperoleh kelak. Doakan aku juga ya, ini lagi liburan semester selama 3 minggu (salah satu enaknya tubel) sambil deg-degan nunggu pengumuman IP. Mudah-mudahan aku bisa lanjut ke semester selanjutnya ya...Amin.

Sincerely,
Dian ๐Ÿ’ช

Update:
Buat yang butuh soal-soal persiapan D4, silakan akses kesini yaa.. http://bit.ly/D4_STAN



















Monday, November 19, 2018

A Gratitude Journal

November 19, 2018 0 Comments
Always go with the choice that scares you the most, because that's the one that is going to help you grow - Caroline Myss
 And here I am now, scared  yet psyched by my own choice.

Setelah hampir 3 tahun bertugas di kampung halaman, Pulau Nias, finally 3 September 2018 aku pindah kembali ke Pulau Jawa. "Finally" bukan karena aku tidak menikmati pekerjaanku selama ini, sebaliknya, aku justru di zona ternyaman selama 3 tahun terakhir sampai aku takut aku bakalan tenggelam dalam kenyamanan itu. Setelah penantian panjang, persiapan dan perjuangan bolak-balik sana sini, akhirnya aku mendapat kesempatan untuk melanjutkan kuliah di D4 Akuntansi STAN tahun 2018 ini.


Aduuuhh..sudah 3 bulan disini dan entah kenapa sampai sekarang tiap ingat bahwa aku bisa jadi mahasiswa di kampus ini lagi, aku otomatis ber-"terimakasih Bapa" dalam hati.

Alasan kenapa aku sampe segitu bersyukurnya bisa kuliah disini tuh ya karena sejak wisuda D3 dulu, aku memang bercita-cita untuk kembali lagi. Namun berhubung kuliah kembali disini berarti (1) bersaing dengan sesama STAN yang udah ketahuanlah ya gimana otak dan cara belajarnya, (2) yang diambil semakin sedikit, tahun-tahun sebelumnya ada 4 kelas untuk spesialisasi akuntansi dan 2 tahun terakhir hanya ada 2 kelas, (3) aku manusia sangat tau diri bahwa aku dulu mediocre dengan IPK mediocre sementara senior di atasku yang keterima di D4 STAN adalah rata-rata IPK dewa, (4) sudah kelamaan kerja dan ga nyentuh buku kuliah, ga tau mau belajar mulai dari mana.

Btw, aku dengan harapan yang luar biasa untuk bisa lanjut kuliah lagi ini sempat bikin aku gelisah berlebihan (thus my recent "galau" posts ๐Ÿ˜). Selama hampir setahun, aku ga punya hal lain yang bener-bener sematerial "pengen D4". Soalnya tahun ini, pengumuman penerimaan calon mahasiswa tugas belajar sedikit agak lebih lama dibanding tahun-tahun sebelumnya. Kemudian, aku juga terlambat setahun untuk mencoba ujian D4 karena peraturan tertentu yang ga membolehkan aku nyoba. Perasaan "terlambat selangkah dibanding teman-teman yang lain" dan harapan setinggi langit itulah yang bikin anxiety-ku juga setinggi langit. Tapi puji Tuhan, sekitar bulan Mei (kalau ga salah), pengumuman penerimaan calon mahasiswa tubel keluar juga. 

Ngomong-ngomong tentang masa-masa anxious berlebihan, life plan ku bener-bener ga jauh-jauh dari D4, bahkan sampai apakah aku perlu membeli suatu barang, apakah aku harus ikut ajakan teman untuk travelling ke suatu tempat, apakah aku harus melakukan ABCD termasuk tentang keputusan terpenting sekalipun, itu selalu diputuskan berdasarkan "ini bakalan mengganggu plan buat kuliah lagi ga? ntar klo aku beli ini, duitku masih cukup ga buat persiapan bolak-balik ke Medan untuk ujian D4?". I was that obsessed and determined sampai akhirnya justru dekat-dekat ujian, aku merasa aku harus lebih nyantai kalau pengen berhasil. Soalnya gelisah terus-menerus justru bikin aku ga bisa fokus dan takutnya ntar ga bisa nerima kenyataan #tsaah... kalo ternyata hasilnya ga sesuai harapan

Dan akhirnya, disinilah aku, kembali berkutat dengan PR yang kok kayaknya ga habis-habisnya, trying to keep up dengan teman-teman sekelas yang pinter-pinter (bangga aku tuuuhh sekelas sama mereka), sembari menikmati hari-hari libur yang diakibatkan kelas cancel. Can't thank God enough for this opportunity, tiap ingat gimana aku ditemenin selama penantian,persiapan dan ujian-ujian, aku langsung malu sama diri-sendiri yang dulu kok kayaknya gelisah parah.

Aku juga ga akan bisa melupakan teman-teman terdekatku yang jadi tempatku berkeluh-kesah tentang persiapan D4, berbagi materi persiapan ujian, berbagi info try out online dan yang cuman "one-chat away" mendengarkan ceritaku tentang berbagai hal termasuk hal pribadi. Adik-adikku yang selalu jadi supporter terbesarku, khususnya Paul, yang selama 3 tahun terakhir, bukan cuman sebagai adik, tapi udah kayak sa.ha.bat. Ga ada hal yang terjadi di hidupku dan hal yang terlintas di pikiranku selama 3 tahun ini yang dia gatau. Dan asiknya, dia bisa banget diajak diskusi dan dia tipikal orang berpendirian namun terbuka dengan berbagai persepsi dan masukan. Jadi aku bisa ngmong apa aja, hal paling aneh dan ekstrim sekalipun, tanpa merasa di-judge atau aku yang berpikir "duh...dia ga akan ngerti nih".
You know what's funny? I forgot that my brothers are no longer kids that it's now their turn "brother-ing" me, instead of me "sister-ing" them. 
"Brother-ing" and "sister-ing", I'm not even sure if those are words but you know what I mean. Sekarang kita udah bisa saling menasehati, mendukung dan mendorong. Ga cuman aku sebagai kakak yang selalu ngasitau mana yang benar dan salah ke adik-adiknya. Thank God๐Ÿ™

Aku juga bersyukur punya mama dan bapak yang walaupun sebenarnya berat hati membiarkan anaknya nyoba kuliah lagi (karna kalo lulus, aku merantau lagi), namun seperti mereka selama ini, mereka selalu mendukung anak-anaknya. Makanya sampai sekarang, aku tiap melakukan sesuatu, kalo mau bandel pun, sebisa mungkin jangan yang efeknya bakalan bikin mereka kecewa. Kasian soalnya, udah luar biasa supportive ke anak-anaknya, eh malah dihancurin kepercayaan dan harapannya (pikiran ini juga sih yang kadang bikin aku kesel ke mereka kalo kadang mereka ga percayaan ke aku. I was like "why won't you trust meeee?)

Trus, satu lagi. Ada berapa kali dalam hidup, kita merasa bahwa sesuatu yang awalnya kita pikir adalah halangan malah menjadi jalan? Aku lupa berapa kali aku ber-negative thinking ke sesuatu hal atau seseorang yang menurutku bakalan menghalangi aku menuju ke tujuan awalku. Tapi kali ini, aku memutuskan untuk tidak lupa.

Di tengah-tengah persiapanku untuk D4 ini, di kala aku merasa semua hal ga material harus disisihkan dulu untuk bisa kuliah lagi, ada orang yang awalnya aku rasa bakalan "menggangu" malah sebaliknya jadi penolong. Biggest helper and supporter, malah. Mungkin ini tuh salah satu cara Tuhan menjawab doa-doaku selama ini yang helpless ga tau gimana cara buat belajar yang efektif dan efisien untuk memperbesar kesempatanku untuk lulus. And now, we're bestfriends and after helping me with the test, he's been helping me with the lectures. Yup, ini tuh lebih ke dia yang bantuin aku, sementara aku useless. Aku ga tau manfaatku apa ke dia wkwkkw...๐Ÿ˜œ. Terimakasih seribuuu... Mungkin pesan moral dari ini semua untukku adalah (1) jangan negative thinking, (2) God can work through peculiar ways, in  unseemly time, through unexpected people. All you need to do is ask and relax.

Btw, ini tuh udah bulan November 2018, playlist-ku setiap saat sudah lagu-lagu natal. Can't wait for christmas and home. Aku udah beli tiket pulang ke Nias 2 bulan sebelum tanggal keberangkatan. Ini juga sekalian mengigatkanku bahwa tahun 2018 akan berakhir dan tahun 2019 udah mulai ngintip. Sudah mulai memikirkan resolusi dan harapan yang harus dicapai di tahun 2019. Berhubung aku ga pernah bikin resolusi karena ga yakin bisa komitmen, aku biasanya menetapkan harapan (lebih ke goal sih sebenarnya). Puji Tuhan, harapan untuk tahun 2018 tercapai, aku bisa kuliah lagi. 

Nah sekarang kepikiran tahun 2019 nih. Since I think, I've been in a very good term right now and there's one more goal that I haven't achieved yet (masih banyak sih harusnya, tp ini kayaknya yang timingnya paling pas), I've been thinking of this "wish". Tapi ini kayaknya rada susah. Tapi balik lagi kayak quote di atas "scary things help you grow and God can work in peculiar ways", so let's see what 2019 would bring me.

With a thankfull heart,
Dian๐Ÿ’“